BANTEN – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli terus menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat, salah satunya dengan mendukung Rinara Batik, sebuah UMKM yang melakukan pemberdayaan anak berkebutuhan khusus.
Melalui kerja sama dengan Sekolah Khusus (SKh) 01 Cilegon dan SKh Sri Darma, Rinara Batik telah memberikan pelatihan membatik dan menjahit kepada puluhan siswa disabilitas sejak tahun 2023.
General Manager PLN UID Banten, Moch. Andy Adchaminoerdin (Andy Acha), menegaskan bahwa PLN sangat mendukung UMKM binaan PLN UID Banten dalam mengupayakan kemandirian ekonomi bagi kelompok rentan.
“Kami percaya bahwa dukungan terhadap UMKM tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat komunitas yang lebih inklusif. Dengan adanya program pelatihan ini, kami berharap anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dalam berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” ujar Andy Acha.
Andy Acha juga menekankan bahwa PLN akan terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan program pemberdayaan ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung agar UMKM yang mempekerjakan penyandang disabilitas dapat terus berkembang. Selain itu, kami ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak anak berkebutuhan khusus di masa depan,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Rina Rahmayanti, pemilik Rinara Batik, menjelaskan bahwa di SKh 01 Cilegon, sebanyak 35 siswa tuna rungu mendapatkan pelatihan membatik cap, membatik shibori, dan menjahit. Sementara itu, di SKh Sri Darma, 27 siswa dengan spektrum autisme dibimbing untuk menguasai keterampilan menjahit dan membatik cap. Produk-produk yang mereka hasilkan, seperti tote bag, sarung bantal, dan taplak meja, telah dipasarkan melalui bazar sekolah serta galeri Rinara Batik.
“Dukungan PLN sangat berarti bagi kami dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkarya dan mandiri. Kami melihat perubahan besar dalam diri mereka. Dari yang awalnya ragu untuk mencoba, kini mereka lebih percaya diri dalam menunjukkan karya mereka. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian mereka,” ujar Rina.
Salah satu siswa yang merasakan manfaat program ini adalah Imam, siswa kelas 2 SMA di SKh 01 Cilegon yang berhasil meraih juara 1 lomba membatik tingkat Provinsi Banten. Kini, Imam telah bekerja di Rinara Batik dan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp300 ribu per bulan. Selain Imam, siswa lainnya seperti Zhafa dan Anggun juga telah menjual hasil karya mereka.
“Kami yakin program ini dapat berkembang lebih jauh, menciptakan lebih banyak peluang bagi mereka. Kami ingin lebih banyak anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan yang sama, sehingga mereka dapat hidup mandiri dan berdaya secara ekonomi,” tambah Rina.
Melalui inisiatif ini, PLN UID Banten tidak hanya mendukung keberlanjutan usaha mikro, tetapi juga menciptakan ruang inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkembang dan berdaya secara ekonomi.