SERANG -Jalan Tol Serang-Panimbang yang digagas PT Wijaya Karya (Wika) Serang Panimbang (Serpan) terus menjadi sorotan. Banyak yang mempertanyakan tingginya tarif tol dibandingkan dengan ruas tol lainnya. Namun, di balik tarif tersebut, terdapat alasan yang mendasarinya.
Pudik Prayogi, PIC Teknik dan Operasi Wika Serpan, menjelaskan bahwa tingginya tarif tol Serang-Panimbang didasari oleh beberapa faktor, seperti:
Break Even Point (BEP) yang Panjang: Dibutuhkan waktu 15-20 tahun bagi tol ini untuk mencapai BEP. Hal ini dikarenakan tingginya biaya konstruksi dan investasi.
Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP):Tarif tol ditetapkan berdasarkan kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk membayar jasa yang diterima.
Perbandingan dengan Tol Lain: Jika dibandingkan dengan tol Astra Infra Tol Tangerang-Merak, tol Serang-Panimbang memiliki waktu investasi yang jauh lebih baru, sehingga tarifnya tidak dapat dibandingkan secara langsung.
Tarif Rata-Rata Jalan Tol di Indonesia: Dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, tarif tol di Indonesia masih terbilang mahal. Tarif tol Serang-Panimbang sendiri di angka Rp1.205 per kilometer, lebih murah dibandingkan Astra Infra Tol Tangerang-Merak yang mencapai Rp800 per kilometer.
Sensitivitas Wilayah: UMR di Lebak dan Pandeglang, dua wilayah yang dilintasi tol Serang-Panimbang, merupakan yang terendah di Banten.
Volume Kendaraan: Volume kendaraan di tol Serang-Panimbang masih jauh dibandingkan dengan Astra Infra Tol Tangerang-Merak, yaitu hanya 5% dari total volume kendaraan harian.
Meskipun begitu, Wika Serpan optimis bahwa tol sepanjang 83,67 kilometer ini akan menjadi gerbang menuju kemajuan ekonomi Banten. Diperkirakan, tol ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Banten hingga 6-7 persen dan mengurangi ketimpangan antara Banten Selatan dan Utara.
Optimisme ini didasari oleh beberapa faktor:
Potensi Wisata: Ujung Kulon, destinasi wisata di ujung tol Serang-Panimbang, menarik banyak wisatawan yang ingin menghindari kemacetan saat momen liburan.
Pembangunan Infrastruktur: Tol Serang-Panimbang akan membuka akses ke berbagai potensi ekonomi di Banten Selatan, seperti kawasan industri, pertanian, dan perikanan.
Meningkatnya Mobilitas Masyarakat: Tol ini akan memudahkan mobilitas masyarakat dan membuka peluang usaha baru.
Pembangunan tol Serang-Panimbang memang bukan tanpa kendala.
Keterlambatan pembebasan lahan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pembangunan Seksi 2 dan 3 tol ini belum rampung di tahun 2024.
Namun, Wika Serpan berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan tol ini secepatnya.
Diharapkan, tol Serang-Panimbang dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat Banten dan memacu kemajuan ekonomi di wilayah tersebut.