SERANG – Jumlah pengguna dan merchant QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Provinsi Banten terus menunjukkan pertumbuhan signifikan hingga pertengahan tahun 2025.
Data terbaru per Juni 2025 mencatat, sebanyak 2,34 juta pengguna aktif QRIS tersebar di wilayah Banten, menjadikannya provinsi kelima dengan jumlah pengguna terbanyak secara nasional.
Deputi Direktur – Deputi Kpw BI Banten Rawindra Ardiansah mengatakan pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan jumlah merchant QRIS di Banten yang telah mencapai 2,29 juta, atau naik 26,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Mayoritas merchant ini berasal dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencakup 95,89 persen dari total merchant di wilayah tersebut.
Pengguna QRIS terbanyak di Banten berada di Kota Tangerang, dengan 1,19 juta pengguna atau setara dengan 50,8 persen dari total pengguna QRIS di provinsi tersebut.
“Disusul oleh Tangerang Selatan dengan 570.122 pengguna (24,26 persen), Kota Serang 281.694 pengguna (11,99 persen), Pandeglang 104.026 pengguna (4,43 persen), Cilegon 100.443 pengguna (4,27 persen), dan Lebak 99.739 pengguna (4,24 persen),” katanya saat kegiatan Taklimat Media Perkembangan dan Outlook Ekonomi: Peluang dan Tantangan, Pendalaman Sektor Ekonomi Prioritas di Kotak Caffe, Kota Serang, Kamis (7/8).
Secara nasional, jumlah merchant QRIS di Pulau Jawa hingga Triwulan II 2025 telah mencapai 26,5 juta merchant, dengan Banten menyumbang sekitar 5,98 persen, menjadikannya provinsi dengan merchant QRIS terbanyak keempat di Indonesia.
Sementara itu, pengguna QRIS di Banten menyumbang 5,43 persen dari total pengguna nasional.
Dalam periode Januari hingga Juni 2025, volume transaksi QRIS di Banten tercatat sebanyak 457,42 juta transaksi, atau meningkat 106,76 persen (yoy).
Sementara nilai transaksi mencapai Rp 41,19 triliun, naik 86,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, dibandingkan dengan jumlah penduduk, tingkat penetrasi pengguna QRIS di Banten tercatat sebesar 24,73 persen, sedikit menurun dari tahun sebelumnya, meski masih berada di atas rata-rata nasional yang hanya 20,06 persen.