SERANG – Kabar membanggakan datang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Daerah (DPK) Provinsi Banten. Pasalnya perpustakaan binaannya memboyong 7 penghargaan dari Perpustakaan Nasional.
Penghargaan tersebut diraih dari berbagai kategori dalam acara bertajuk ‘Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Di Bali pada 5-8 November 2024.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten Usman Asshiddiqi Qohara mengatakan, penghargaan tersebut menandakan keberadaan perpustakaan berdampak pada literasi masyarakat.
“Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendorong pada keberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat,” ucapnya di kantornya, Kamis 14 November 2024.
Usman mengaku bangga diraihnya tujuh penghargaan perpustakaan kabupaten kota yang masih menjadi binaan DPK. Adapun kategori penghargaan yang diraih yakni, DPAD Kota Tangerang untuk kategori Best of the best, lomba virtual library, lomba video dampak, lomba promosi laplit dan novasi promosi layanan perpustakaan terbaik.
Kemudian Perpustakaan Kelurahan Periuk Kota Tangerang meraih penghargaan dari lomba menulis cerita dampak. Sedangkan Pojokbaca Cipayung Tangsel meraih penghargaan dari lomba Photobooth.
Pustakawan pada DPK Provinsi Banten Chaerunnisa mengatakan, Perpusda Banten telah menjadi mitra Perpustakaan Nasional dalam program inklusi sosial sejak tahun 2018.
Inovasi dan pendampingan terhadap perpustakaan kabupaten kota hingga ke desa, kerap dilakukan demi meningkatnya literasi pada masyarakat Provinsi Banten.
“Kota Tangerang Dapat 6 penghargaan. Artinya jadi yang terbaik dari pelaksanaan program ini. Sudah 2 tahun ini Banten mendapatkan penghargaan. Semuanya dibina provinsi,” katanya.
Ia menjelaskan, ada tiga strategi untuk melakukan transformasi yang menjadi standar Perpusnas, yaitu peningkatan layanan informasi, pelibatan masyarakat, dan advokasi.
Untuk itu, Perpusda Banten aktif melakukan monitoring demi terlaksananya tiga kategori tersebut.
“Yang berlomba kabupaten kota dan perpustakaan desa. Provinsi melakukan monitoring pelaksanaan dari 3 strategi tersebut,” ucapnya.
Adapun indikator penilaian dari perlombaan tersebut, dilihat dari sejauh mana perpustakaan menambah buku tiap tahunnya, pelibatan masyarakat, jumlah kunjungan meningkat, dan kegiatan aktif bersama masyarakat seperti bedah buku atau talk show.
“Penghargaan ini memberikan indikasi bahwa perpustakaan mempunyai dampak bagi masyarakat dan punya nilai lebih bukan hanya mengajak masyarakat baca,” paparnya.
Dengan penghargaan yang diraih, perpusatakaan kabupaten kota di Banten bisa termotivasi dan mengembangkan inovasi agar minat baca meningkat. “Harapannya bisa diikuti kabupaten kota lain, bisi menjadi motivasi,” tutupnya.(adv)